oleh

Cek Fakta: Angka Kemiskinan Di Haltim Tak Kunjung Membaik,  Berpotensi Naik, Ada Apa?

banner 468x60

DETEKSI MALUT NEWS — Ditengah stagnasi ekonomi global, berbagai kebijakan strategis, Pemerintah berhasil menopang resiliensi ekonomi nasional. Pada Maret 2024, tingkat kemiskinan menunjukkan tren menurun menjadi 9,03 persen dari 9,36 persen pada Maret 2023.

“Penduduk miskin pada Maret 2024 turun 0,68 juta orang dari Maret 2023 sehingga jumlah penduduk miskin menjadi sebesar 25,22 juta orang. Angka kemiskinan ini merupakan yang terendah dalam satu dekade terakhir,” ujar Kepala Badan Fiskal (BKF) Febrio Kacaribu. Dikutip dari laman resmi Kementerian Keuangan (Kemenkeu).

banner 336x280

Meski demikian, sepertinya hal ini tak berbanding lurus dengan kebijakan Pemerintah Daerah Kabupaten Halmahera Timur, tiga tahun lalu. Dimana di tengah stagnasi ekonomi global, Pemerintah pusat dengan sekuat tenaga berhasil menopang resiliensi ekonomi nasional, dengan berbagai kebijakan strategis dalam rangka upaya menurunkan angka kemiskinan.

Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks kedalaman kemiskinan (P1) Kabupaten Halmahera Timur, hanya mencapai 1,94 persen di tahun 2022, dan 2,55 persen di 2023, kemudian 1,49 persen di 2024.

Jika dilihat berdasarkan daerah, persentase upaya pengentasan kemiskinan oleh Pemkab Halmahera Timur justru cenderung berjalan di tempat. Sebab angka kemiskinan dan ketimpangan sosial di Kabupaten Halmahera Timur ini tidak menunjukkan tren penurunan yang signifikan dari tahun ke tahun, baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan.

Selain jumlah dan persentase angka penduduk miskin, indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan juga tidak menunjukkan adanya penurunan signifikan.

Padahal, jika ditinjau dari aspek potensi Sumber Daya Alam (SDA) di Kabupaten Halmahera bagian Timur, Maluku Utara itu dengan potensi pertambangan yang melimpah, mestinya indeks kedalaman kemiskinan  dan indeks keparahan kemiskinan atau angka penduduk dibawah garis kemiskinan tak menyolok sebesar 2,55 persen, karena terbukanya akses peluang hidup layak bagi masyarakat yang mendiami daerah tersebut.

Bagaimana tidak, puluhan perusahaan tambang yang melakukan kegiatan eksplorasi or nikel di perut bumi Haltim kurang lebih ratusan ribu ton per hari namun sampai saat ini kondisi siklus ekonomi masyarakat tidak baik-baik saja. Bahkan angka penduduk miskin cenderung menanjak.

Aminah, salah satu warga Dorosagu, Kecamatan Maba Utara, Kabupaten Halmahera Timur, dengan lantang melontarkan kesedihannya melihat potensi besar sumber daya alam yang terkandung di perut bumi Halmahera Timur.

“Ini negeri kaya nyong, segala rupa tambang ada disini, tapi lapangan kerja susah. Mau tara mau torang pe anak cucu terpaksa harus iko dong pe orangtua kembali garap kobong sudah, ungkap Aminah.

“Mau bagaimana lagi cari karja susah, berharap bisa karja di tambang tarada pengalaman, mo jadi pns tarada orang dalam yaa terpaksa jadi kuli saja untuk manahang hidup,” sambung wanita paru baya yang akrab disapa Ci ina ketika ditemui awak media beberapa waktu lalu, di Desa Dorosagu, Halmahera Timur. (tim/dmn)

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *