DETEKSI MALUT NEWS – Minimnya pendidikan budi pekerti dan pembangunan karakter adalah bentuk kemiskinan paling mengkhawatirkan! Pernyataan tegas ini disampaikan Nurjawia Hi Abdul Gani, S.Pd, Ketua Himpunan PAUD Indonesia Kabupaten Halmahera Tengah, saat ditemui dalam wawancara pengambilan data tesis.
Menurutnya, kemiskinan bukan hanya tentang ekonomi, tapi juga krisis moral dan karakter yang menggerogoti masyarakat. Sebagai Kasi Pengembangan Pendidik dan Pembangunan Karakter, ia menolak jabatan tinggi dan memilih tetap menjadi staf demi satu tujuan: memastikan pendidikan menyentuh semua kalangan, terutama yang terpinggirkan.
Bukan sekadar wacana, Nurjawia bergerak langsung ke lapangan, membuka PAUD di desa-desa terpencil, serta membimbing siswa kesetaraan yang masih buta huruf—tanpa bayaran! Namun perjuangannya tak mudah. Banyak masyarakat justru menolak bantuan pendidikan.
“Sering saya mendata sambil menangis. Ada yang menolak diajari membaca, seolah pendidikan bukan hal penting!” ungkapnya dengan penuh keprihatinan.
Untuk mengatasi masalah ini, ia menekan setiap desa agar bekerja sama dengan SPNF/SKB Halteng. Ia juga menegaskan bahwa siswa kesetaraan harus mendapat bimbingan yang layak, bukan sekadar mengejar ijazah! Pemerintah diminta segera memperkuat jaringan SKB dan membuka lebih banyak lembaga kursus masyarakat, agar peserta ujian kesetaraan memiliki bekal nyata untuk masa depan.
“Tanpa pendidikan karakter, generasi kita akan rapuh. Ini lebih berbahaya dari sekadar kemiskinan materi!” tegasnya. (Tim/Odhe)
Komentar