DETEKSI MALUT NEWS – Negeri ini kembali dipermalukan oleh kelakuan oknum berseragam. Dugaan keterlibatan aparat dalam aksi penarikan kendaraan oleh leasing ilegal kian terang. Terbaru, informasi internal yang diperoleh media ini melalui sambungan telepon, Ahad (20/4/2025), menyebut adanya aliran setoran dari pihak leasing kepada oknum aparat sebagai “biaya pengamanan” dalam setiap aksi penarikan unit.
Ini bukan sekadar penyimpangan—ini kejahatan! Warga diseret, kendaraan dirampas tanpa prosedur, dan pelindung rakyat malah jadi beking preman berseragam. Weda bergolak! Aksi main rampas yang dilakukan leasing bodong disinyalir kuat tidak mungkin berjalan mulus tanpa restu dan dukungan dari dalam tubuh aparat sendiri,” ujar sumber via sambungan telepon genggam.
Peristiwa ini viral, memicu gelombang kemarahan publik. Bukti-bukti video berseliweran, menunjukan kekerasan yang tidak manusiawi. Seorang warga perantau jadi korban: dihentikan di jalan, diintimidasi, motornya dirampas. Semua dilakukan dengan arogansi, seakan negeri ini milik segelintir preman berkedok institusi.
Namun perlawanan muncul. Seorang warga asal Tobelo yang juga seorang aparat menghadang tindakan tak bermoral itu. Keberaniannya membuka borok besar sistem—bahwa hukum sedang dipermainkan oleh para pelindungnya sendiri.
Kini publik menunggu: siapa saja aparat yang diduga menerima setoran? Siapa yang harus bertanggung jawab? Jika negara masih berpihak pada keadilan, bersihkan institusi dari racun premanisme berseragam. Usut, Tindak, Copot, dan Adili. Jangan biarkan rakyat kehilangan kepercayaan terhadap penegak hukum. (Tim/ODHE)
Komentar