oleh

Astaga Indeks Kemiskinan Di Haltim Makin Tinggi, Farrel-Jadi Tawarkan Solusi Kongkrit

banner 468x60

DETEKSI MALUT NEWS — Indeks kedalaman kemiskinan atau angka jumlah penduduk miskin di Halmahera Timur saat ini tercatat cukup tinggi.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat indeks kedalaman kemiskinan (P1) Kabupaten Halmahera Timur mencapai (1,94 ) persen di tahun 2022, dan (2,55) persen di 2023, kemudian (1,49) persen di tahun 2024. Angka ini mengalami sedikit penurunan, yakni sebesar 1,06 persen poin dibanding tahun 2023 yang naik drastis di posisi 2,55 persen poin.

banner 336x280

Jika dilihat berdasarkan daerah, persentase kemiskinan di Halmahera Timur tidak menunjukkan penurunan yang signifikan, baik di wilayah perkotaan maupun perdesaan. Selain jumlah dan persentase penduduk miskin, indeks kedalaman dan indeks keparahan kemiskinan juga tidak menunjukkan adanya penurunan signifikan.

Sekadar diketahui, indeks kedalaman kemiskinan adalah ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan, sedangkan indeks keparahan kemiskinan memberikan gambaran mengenai penyebaran pengeluaran di antara penduduk miskin.

Dengan demikian, berdasarkan data tersebut, calon bupati Halmahera Timur M. Farrel Adhitama Erawan berpendapat bahwa turunnya berbagai indikator kemiskinan ini tentu dipengaruhi oleh berbagai kondisi makro ekonomi serta iklim investasi yang harus terus tumbuh subur, dengan begitu maka aktivitas ekonomi domestik akan tetap kuat.

Selain itu, menurutnya berbagai program bantuan sosial menjadi penting, seperti bantuan pangan, bantuan langsung tunai (BLT), mitigasi risiko pangan, bantuan pangan non tunai, Program Keluarga Harapan (PKH) dan Program Indonesia Pintar (PIP), itu sangat efektif sebagai program nasional.

“Menurut Saya ini sangat efektif yaa, sebab, dengan adanya bantuan sosial ini, daya beli masyarakat miskin dan rentan miskin dapat tetap terjaga di tengah kenaikan harga beberapa komoditas pokok yang mengalami kenaikan cukup tinggi,” ujarya kepada deteksimalutnews.com,”Jumat (4/10/2024).

“Kalo ingat pada Maret 2024 kan ada kenaikan beberapa komoditas pokok tuh, misalnya beras naik 20,07 persen, telur ayam naik 11,56 persen, dan lainnya seperti cabai merah naik 45,94 persen, gula pasir naik 18,41 persen. Kenaikan harga ini tentu menambah beban bagi masyarakat,” sambung Farrel.

Lebih lanjut Farrel bilang, dengan adanya kenaikan harga komoditas pokok tersebut pastinya akan mendorong naiknya garis kemiskinan. Sebab, jika diukur dalam penghitungan garis kemiskinan di periode sebelumnya, maka harus mempertimbangkan dari sisi perubahan inflasi dan deflasi.

Untuk itu berbagai upaya mengentaskan kemiskinan tetap harus ditingkatkan, utuk mendukung keberlanjutan pengurangan kemiskinan. Selain itu investasi dalam infrastruktur dasar yang memadai di pedesaan dan perkotaan juga harus diperkuat, seperti jalan, jembatan, listrik dan air bersih ini sangat penting untuk meningkatkan produktivitas dan kualitas hidup masyarakat yang berada dibawa garis kemiskinan.

Disamping itu, soal pengembangan keterampilan dan pelatihan kerja harus menjadi bagian dari strategi pengentasan kemiskinan. Hal ini juga tak boleh diabaikan sebab akan berdampak langsung terhadap para pekerja lokal kita
memperoleh keterampilan yang diperlukan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.

Selain itu, pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pengembangan UMKM juga perlu didorong. Karena UMKM memiliki peran penting dalam menciptakan lapangan kerja dalam mengurangi angka pengangguran dan akemiskinan.

“Sebetulnya banyak cara yang bisa dilakukan, Ini tergantung bagaimana niat dan semangat sosok pemimpin itu sendiri. Kan pemerintah harus memberikan dukungan melalui akses pembiayaan yang lebih mudah, dengan pelatihan manajemen bisnis, memfasilitasi akses produk-produk UMKM. Dengan demikian, UMKM dapat berkembang dan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal,” terangnya.

“Saya kira melalui program prioritas pemberdayaan ekonomi yang dirancang dalam rencana strategis pembangunan ekonomi berkelanjutan, pasangan Farrel-Jadi menawarkan solusi kongkrit, dengan pendekatan holistik dan berkelanjutan ini kita dapat memastikan bahwa upaya pengentasan kemiskinan dapat berjalan efektif dan memberikan dampak positif bagi seluruh lapisan masyarakat,” pungkasnya. (why/dmnc)

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *