DETEKSI MALUT NEWS – Bahan Bakar Minyak (BBM) kembali langka di Subaim, Kecamatan Wasile, Kabupaten Halmahera Timur. BBM jenis pertamax, pertalite maupun solar belakangan ini sulit didapat, baik di Pom Bensin atau SPBU maupun di depot pengecer BBM. Selain itu minyak tanah juga mengalami kelangkaan parah di wilayah Subaim.
Meski begitu, namun tiga pekan lalu kelangkaan BBM jenis pertamax dan solar di Subaim mulai teratasi dan kembali normal.
Sementara minyak tanah subsidi sejak tiga pekan lalu hingga kini masih langka. Kelangkaan minyak tanah bersubsidi itu terus terjadi, akibatnya para emak-emak sibuk berburu BBM tersebut untuk memenuhi kebutuhan dapur mereka.
Inem, salah satu warga Subaim Trans kepada awak media mengaku heran dengan pemerintah daerah yang tampaknya tak mau ambil pusing untuk mengatasi kelangkaan minyak tanah di wilayah Subaim, Kecamatan Wasile.
Kepada awak media, wanita berstatus Ibu rumah tangga (IRT) 3 anak itu mengeluh, lantaran sudah tiga pekan ini minyak tanah di Subaim masih mengalami kelangkaan.
“Apakah pemerintah daerah tidak bisa intervensi terhadap pihak Pertamina atau distributor yang menyuplai BBM di pangkalan minyak tanah, supaya ada penambahan stok yang tersedia untuk melayani kebutuhan masyarakat,” ucapnya.
“Jangan jangan ada penimbunan BBM, jangan bikin masyarakat susah, pemerintah daerah jangan tutup mata, coba turun liat kondisi di lapangan. Apalagi kami ini pedagang kecil. Minyak tanah itu kebutuhan pokok lho mas, kita enggak bisa masak buat makan sehari hari, enggak ada minyak tanah gimana, apalagi buat dagangan. Kok instansi terkait tidak ada solusi ya,” sambung Inem sembari menggerutu.
Amatan deteksimalutnews.com sejak dua pekan lalu hingga Jumat (18/10/2024) sore tadi, nampak warga masih antre menunggu giliran untuk mendapatkan minyak tanah di sejumlah pangkalan.
Sementara itu, Sutrisman, salah satu pemilik pangkalan minyak tanah saat dikonfirmasi beberapa waktu lalu, dia membenarkan, bahwa terjadi kelangkaan Mita di Subaim, ini lantaran pasokan jatah stok minyak tanah yang disuplai pihak Pertamina Tobelo hanya 5000 liter untuk melayani warga 3 kompleks di Subaim Trans.
“Saat terjadi kelangkaan minyak tanah ini warga hanya bisa dapat jatah 10 liter per KK..kalo keadaan normal ya, dan kalo stok tersedia, maka jatah warga per KK 25 liter,” ungkap Sutrisman.
Lebih lanjut Sutrisman bilang, pada bulan Juli dan Agustus hanya disuplai masing-masing 5000 liter itu dari Pertamina dan distributor Haji Majid.
Dia mengklaim bahwa dirinya telah mengajukan penambahan stok minyak tanah sesuai kebutuhan warga setempat. Namun, sampai sekarang pihak Pertamina Tobelo belum merealisasikan tambahan stok minyak tanah tersebut.
Menurutnya, stok Mita yang disuplai Pertamina pihaknya hanya bisa melayani warga selama 2 hari penjualan. “Kalau stok tahap pertama habis maka menunggu stok tahap 2 dan tahap selanjutnya, tergantung pasokan dari Pertamina Tobelo,” terangnya.
Akibat terjadi kelangkaan Mita ini warga Subaim Trans mengeluh lantaran sudah 3 bulan ini minyak tanah masih langka. Warga mengaku antre dari jam 10 malam dan jam 05 pagi hingga jam 5 sore agar bisa mendapatkan kebutuhan dapur tersebut.
Sekadar diketahui, harga eceran (HET) minyak tanah subsidi di Subaim ini dijual dengan harga Rp 6.800 per liter.
Menurut Sutrisman harga BBM subsidi jenis minyak tanah ini sudah sesuai dengan HET Pertamina dan edaran Pemerintah daerah kabupaten Halmahera Timur berdasarkan SK bupati sebelumnya.
Sementara harga eceran di kios dan pasar, mita dijual dengan harga Rp 10.000 hingga Rp 18.000. Warga berharap Pemerintah Kabupaten dan pihak Pertamina secepatnya pengadaan penambahan stok Mita atau dialihkan gas bersubsidi. (why/dmc)
Komentar