DETEKSI MALUT NEWS — Publik Halmahera Timur (Haltim) telah memotret rekam jejak cerita panjang perjuangan Kabupaten Wasile menjadi Daerah Otonom Baru (DOB) di Provinsi Maluku Utara.
Daerah Otonom Baru yang dirintis sejak tahun 2011 saat Rudy Erawan menjadi Bupati periode pertama itu, kini menjadi bahan kampanye oleh pihak Ubaid-Anjas. Tak heran, jika kontribusi paslon ini dipertanyakan terutama saat keduanya memimpin Haltim 2021-2024.
Dari jejak digital kronologi, perjuangan pemekaran Wasile terhenti di paripurna DPR RI tahun 2013, karena muncul gejolak eksternal yang membuat paripurna diskorsing hingga saat ini. Di tahun 2014, DOB praktis tidak bisa dilanjutkan karena sudah memasuki masa Pilpres yang dimenangkan oleh Jokowi-Jusuf Kalla. Demikian juga di tahun 2015, energi masyarakat tercurah pada pemilihan Bupati Haltim yang kembali dimenangkan oleh Rudy Erawan-Muhdin untuk periode kedua.
Di periode kedua Rudy Erawan-Muhdin, DOB Wasile kembali diperjuangkan meski di tahun 2016, Presiden Jokowi mengumumkan moratorium DOB. Rudy Erawan saat itu terus berupaya meyakinkan pemerintah pusat, melalui Mendagri Tjahjo Kumolo, bahwa DOB Wasile sudah berproses panjang dan bahkan sudah sampai di paripurna DPR RI. Sehingga DOB Wasile tidak bisa dimoratorium seperti daerah lain yang baru masuk dalam pengusulan.
“Sayangnya, di tahun 2018, Pak Rudy lengser dari Bupati. Sejak saat itu, DOB Wasile tidak lagi disuarakan, sampe sekarang, sampe Haltim dipimpin Pjs. Kesimpulannya, DOB Wasile dirintis oleh Rudy Erawan dan hanya bisa dituntaskan oleh Rudy Erawan melalui anaknya, Farrel Adhitama,” ungkap pelaku perjuangan pemekaran Wasile, Abu Muid.
“Moratorium bukan alasan, semuanya tergantung lobi pemda. Kalau tiga provinsi di Papua bisa dimekarkan di saat moratorium, harusnya DOB Wasile yang sudah berproses panjang, juga bisa diperjuangkan,” tegasnya. (dela/gnc)
Komentar