DETEKSI MALUT NEWS — Anies Baswedan kembali menyuarakan kritik tajam terhadap arah pendidikan di Indonesia. Ia menegaskan bahwa pendidikan bukan sekadar jalur cepat menuju dunia kerja, melainkan arena pembentukan manusia yang utuh—bukan sekadar tenaga siap pakai bagi industri.
“Kampus bukan pabrik pencetak pekerja. Pendidikan adalah ruang untuk berpikir, mengkritik, dan mengasah potensi. Jika kita hanya menyiapkan lulusan untuk pasar tenaga kerja, maka kita telah merendahkan harkat manusia menjadi sekadar angka dalam mesin ekonomi,” tegas Anies.
Ia menyoroti bahaya besar dari komersialisasi pendidikan yang mengubah ilmu menjadi sekadar komoditas. Jika dibiarkan, pendidikan akan kehilangan ruhnya sebagai wadah pembentukan karakter dan visi kebangsaan. Lulusan yang dihasilkan bukan lagi pemikir dan inovator, melainkan individu yang hanya mencari harga tertinggi untuk menjual keterampilannya—tanpa peduli nilai dan moral.
Pernyataan ini menjadi pukulan telak bagi sistem pendidikan yang kian terseret ke arah pragmatisme ekonomi. Pendidikan seharusnya membangun peradaban, bukan hanya melayani pasar. Jika pendidikan dikendalikan oleh kepentingan industri semata, maka bangsa ini hanya akan mencetak pekerja, bukan pemimpin perubahan. (Tim/Odhe)
Komentar